Politeknik Statistik-Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (Polstat-STIS) adalah perguruan tinggi kedinasan yang bernaung di bawah BPS dan mempelajari ilmu statistik. Berdiri sejak 1958 dengan nama AIS (Akademi Ilmu Statistik), hingga 2017 STIS telah melahirkan 58 angkatan. STIS berlokasi di Jakarta, tepatnya di Jalan Otto Iskandardinata no. 64 C, Jakarta Timur, berdekatan dengan Kampung Melayu.
Beberapa mungkin masih asing dengan istilah Perguruan Tinggi Kedinasan (biasa disingkat PTK). Yang dimaksud dengan PTK adalah perguruan tinggi/sekolah/akademi yang diprakarsai dan dibentuk oleh suatu dinas/lembaga pemerintahan. Contoh-contoh PTK adalah PKN-STAN, IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran), STPI (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia), STMKG (Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), STIS dan masih banyak lainnya.
Selain dibentuk langsung, pelaksanaan dan pengawasan PTK tersebut dibawahi langsung institusi pemerintahan yang bersangkutan. PKN-STAN misalnya yang dibawahi oleh Kementrian Keuangan dan STMKG yang dibawahi oleh Badan Meteorologi dan Geofisika. Polstat-STIS, sebagaimana disebutkan sebelumnya, dibawahi oleh BPS.
Ada yang belum tahu BPS? Mudahnya, BPS adalah badan negara yang menyuplai kebutuhan data negara. Katakanlah jumlah penduduk Indonesia, angka inflasi tiap tahun dan bulannya, angka kemiskinan, indeks pembangunan manusia, luas sawah suatu daerah, rata-rata harga komoditas, dan masih banyak lagi. Hampir semua yang bisa dihitung dan dibutuhkan negara masuk sebagai ruang lingkup kerja BPS. Kalau kalian masih asing juga, coba ingat sensus penduduk yang diadakan setiap 10 tahun sekali, dengan sensus penduduk terakhir adalah Sensus Penduduk 2020 kemarin. Rumah kalian pasti tercacah kan?
Pada tahun 2021, Polstat-STIS akan menerima mahasiswa baru berstatus ikatan dinas sebanyak 600 mahasiswa dengan rincian 3 (tiga) Program Studi, yaitu:
- Program Studi Diploma III Statistika (140 mahasiswa)
- Program Studi Diploma IV Statistika
- Program Studi Diploma IV Komputasi Statistik
Lulusan Program Diploma III akan mendapat gelar Ahli Madya Statistik (A.Md.Stat.) dan lulusan Program Diploma IV akan mendapat gelar Sarjana Terapan Statistika (S.Tr.Stat.). Sedikit gambaran, Statistika adalah ilmu yang memperlajari cara pengumpulan, pengolahan, interpretasi, hingga penyajian dari data untuk dijadikan dasar pengambilan kesimpulan maupun keputusan. Sedangkan Komputasi Statistik adalah statistika yang mengkhususkan ke dalam pengaplikasian ilmu statistik ke dalam program komputer dan juga tentang ilmu komputer lainnya (pembangunan sistem web dll)
Yak. Itu. Capek juga ternyata ngetik formal nan kaku begitu…
Nah, sebagaimana telah saya ceritakan berulang-ulang di Semut Hitam ini, STIS inilah tempat saya berkuliah. Agak terlambat sebenarnya baru menulis ini sekarang, saat sudah menjadi alumni. Tetapi bodo amat. Ini demi memeriahkan rasa dag-dig-dug anak SMA yang imut lucu lucu dalam menanti fase pendidikan selanjutnya.
Sekolah kedinasan menjadi idaman beberapa orang tua sebagai destinasi pendidikan untuk anaknya. Hal ini tak lepas dari nama yang tersemat padanya, kedinasan. Kita sama-sama tahu kata itu melekat pada pekerjaan apa. Yaktul, PNS. Suatu jenis pekerjaan yang dianggap sangat menjamin kehidupan masa depan karena disokong negara sebagai bentuk balas budi kerjanya di pemerintahan.
STIS juga sama seperti sekolah kedinasan lainnya yang secara karier dapatlah dibilang terjamin. Dibandingkan dengan universitas/sekolah lain yang mesti mencari pekerjaan sendiri, begitu lulus STIS, para alumnusnya sudah (hampir) dipastikan diangkat menjadi CPNS. CPNS sendiri ialah status pra PNS yang mesti dijalani sebelum diangkat resmi menjadi PNS.
Maka dari itu. Sebenarnya saat diterima di STIS dan pendatanganan janji/kontrak, garis kariernya sudah ditentukan. Yah itupun kalau kuliahnya lancar-lancar saja. STIS memiliki ancaman DROP OUT (DO) bagi mahasiswanya. Tidak seperti di tempat lain yang terbilang sulit untuk DO, di STIS relatif lebih mudah. Sesuatu yang berhasil menjadi momok menakutkan bagi mahasiswa sini.
Nah gituu. Lalu, setelah berkenalan sedikit dengan STIS, tentu muncul pertanyaan lainnya. Kenapa kamu mesti masuk STIS?
Aah.. ini. Salah satu yang menjadi motif puluhan ribu pendaftar tiap tahunnya. Gratis.
Ini sama sekali bukan kebohongan publik. Beberapa sekolah/universitas bisa saja memberikan embel-embel beasiswa atau sekolah gratis sebagai materi promosi mereka. Tapi selalu ada tanda bintang kecil (*) di tiap akhir kata gratis itu, yang biasanya bintang kecil itu menyaratkan syarat yang cukup sulit. Sehingga hanya segelintir orang saja mampu mendapatkan privileges itu. Perihal serupa juga didapat di beberapa beasiswa entah itu sekian sampai seratus persen
STIS sama sekali tidak memungut biaya kuliah per semesternya. Tidak ada biaya per SKS. Tidak ada uang praktikum. Tidak ada bayar ini-itu untuk perkuliahan. Dan ini berlaku untuk SETIAP MAHASISWA. Yap, seluruhnya tanpa terkecuali.
Menggiurkan bukan? Asal menjadi mahasiswanya, tidak perlu lagi membayar apapun untuk ilmu bermanfaat lengkap dengan gelar sarjanyanya. Bahkan masuk toilet aja bisa lebih mahal dari pada masuk STIS.
Tak cukup di kata gratis, setiap mahasiswanya juga diberikan Tunjangan Ikatan Dinas (biasanya disebut TID). Ini semacam dana yang diberikan dari pihak STIS kepada mahasiswa setiap bulannya. Kurang lebih seperti gajilah atau dana Bidikmisi di perguruan tinggi negeri. STIS tidak memiliki asrama. Anggaplah dana yang diberikan tersebut sebagai akomodasi hidup selama di Jakarta (untuk bayar kos, makan, dan keperluan lain). Besaran TID terakhir di tahun 2017 adalah sebesar Rp 950.000
OKE! Jadi kuliah di STIS itu bukannya bayar tapi malah dibayar? Ya. Katakanlah begitu. Sebagai gantinya, terdapat tanggung jawab yang harus diemban bersama datangnya kemudahan-kemudahan itu. Apabila kita keluar dari STIS pun kita diharuskan membayar denda dengan nominal tertentu. Dan besarannya tidak sedikit lho
Lalu juga jangan menganggap dengan berkuliah di STIS berarti tidak akan mengeluarkan sepeser uangpun. Buku tidak diwajibkan membeli, namun alangkah lebih baik jika memilikinya untuk menunjang perkuliahan. Kegiatan-kegiatan UKM juga biasanya menghimpun dana dari anggotanya dan masih ada beberapa pengeluaran insidental lain seperti ketika ingin membeli seragam baru dsb
Yah, itu semua tak menutup fakta bahwa kuliah di STIS itu GRATISSS.
Banyak orang salah kaprah dengan STIS dalam hal ini. Karena memakai seragam, mahasiswa STIS sering disamakan dengan IPDN, STIP, STPI, Akpol, atau bahkan sekolah kemaritiman yang notabene memang pendidikan berbasis semi-militer. Itu semua salah. Salah besar
Sama sekali tidak ada main fisik di sini. Tidak ada push-up, sit-up atau pemukulan. Rambut tidak harus botak rapi atau plontos sepanjang waktu (mesti pintar-pintar menyiasati hehe). Tidak diharuskan memakai seragam ke mana-mana dan tidak ada pelajaran baris-berbaris setiap hari. Kami mahasiswa, bukan taruna. Jadi tenang saja bagi kalian-kalian yang takut akan pendidikan menjurus militer di STIS.
Masuk STIS layaknya masuk ke Indonesia versi mini. Bagaimana tidak. Mahasiswa STIS berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Benar-benar dari Sabang sampai Merauke! Tidak banyak lho kampus yang mahasiswanya sangat beragam seperti STIS.
Sebenarnya ‘agar punya teman se-Nusantara’ bukan alasan yang bagus untuk memilih tempat kuliah. Tetapi percayalah. Merasakan keberagaman budaya di satu tempat sangat menyenangkan. Saya jadi belajar bagaimana adat-kebiasaan teman-teman saya yang berasal dari timur dan barat, belajar sedikit-sedikit logat dan bahasa daerah mereka (mulai dari Jawa, Sunda, Madura, Batak, Sasak, dll). dan yang paling penting, kita jadi bisa membangun relasi dengan mereka juga. Bayangkan saja kalau kita berteman dengan orang Batam. Setiap kali mereka pulang kampung, kita jadi bisa nitip hape murah ala ala black market kan?
Hello, ini Statistika lho! Mau kuliah jurusan apapun, terdapat kemungkinan kamu akan bersinggungan dengan ilmu yang satu ini. Entah itu satu semester, satu pertemuan, atau mungkin cuma untuk tugas akhir. Itu menegaskan betapa bergunanya ilmu statistik untuk penelitian dan keperluan akademik. Pernahkah mendengar ungkapan: no numbers, no fact? Pernah? Kalau pernah berarti kalian ngaku-ngaku. Ungkapan itu saya buat sendiri barusan
Statistik adalah matematika yang paling nyata dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa saya katakan nyata? Karena statistik adalah matematika tentang kita. Tidak seperti matematika lain, katakanlah aritmatika dan fungsi limit. Mungkin beberapa merasa puyeng dalam menemukan volume ruang dengan integral lipat 2 atau mencari nilai pasti dari limit. Lalu di tengah kepuyengan itu, kita pun menggerutu, “apa ilmu semacam ini bakal kepake nanti di kehidupan sehari-hari?”
Statistik adalah tentang kita. Ilmu statistik pasti diaplikasikan secara nyata. Berapa banyak jumlah penduduk miskin di Indonesia, lalu bagaimana perkiraannya untuk 10 tahun yang akan datang? Apa yang harus kita lakukan terhadap suatu saham apabila diketahui data penjualan perusahaan tersebut 2 tahun belakangan, apa mesti membeli atau menjualnya? Semua ini dapat terjawab dengan statistik.
Gimana? Mulai tertarik?
Kalau memang masih gamang mau ke mana, perbanyak membaca tentang jurusan ini dan itu dari berbagai universitas. Konsultasi juga dengan kakak tingkat atau orang lain di jurusan/kampus yang bersangkutan. Setidaknya akan muncul sedikit kecenderungan maunya ke mana. Misalnya, setelah membaca tulisan ini, apa sudah tau bagaimana keputusannya terhadap STIS? Kalau belum, baca lagi. Masih belum? Baca lagi. Sudah? Baca lagi.
Saran saya, temukan bidang apa yang benar-benar mengusik rasa minat. Bidang/jurusan yang begitu baca namanya langsung nyeletuk, “Nah, ini gue banget nih!” Jangan pilih cuma karena jurusan itu keren atau penuh gengsi. Pilihlah STIS *eh
Bercanda ding. Eh nggak bercanda juga sebenarnya.
UPDATE (19 Maret 2019)
Dengan berbagai pertimbangan terkait aturan yang berlaku, dengan berat hati Tunjangan Ikatan Dinas mulai tahun 2019, sudah TIDAK DAPAT DIBERIKAN. Info lebih lanjut terkait bantuan belajar berupa “konsumsi” (tidak dalam bentuk uang) menunggu hasil yg ditargetkan keluar akhir bulan Maret 2019.
Artinya, mulai tahun 2019 mahasiswa-mahasiswi STIS tidak lagi mendapat uang saku. Tidak ada lagi 1 juta atau 950 ribu rupiah setiap bulannya. Mohon diperhatikan
UPDATE (
Tulisan lain tentang STIS:
STIS: Jadi, Persyaratan Apa Saja yang Harus Dipenuhi Untuk Masuk?
STIS: Tes Masuk STIS dan Tips Mengalahkannya
Tidak Ada Lagi TID/Uang Saku untuk Mahasiswa Polstat STIS?
Tetangga ada yang keterima UI dan STIS. Dia pilih STIS dong. Oh y’all, mungkin saya skip. Berarti setelah lulus STIS seperti mas, langsung penempatan di daerah ya? Ini di bawah kementrian apa?
LikeLiked by 1 person
Pilihan yang bagus dan berani wkwk
Benar mbak frany. Mesti siap ditempatkan di seluruh Indonesia. STIS di bawah naungan Badan Pusat Statistik. Tidak terikat dengan kementerian
LikeLike
I see. Ini sekarang dapat penempatan di mana?
LikeLiked by 1 person
Di Provinsi Kepulauan Riau mbak. Benar-benar disebar kami haha
LikeLike
Smisal kita udah lulus dari stis. Kita nanti bekerjanya milih tempat apa dipilihin?
Soalnya dari artikel² yang ada, itu tempatnya luar jawa semua
LikeLiked by 1 person
Kalau lulus dengan predikat 10 besar di jurusan, kamu punya privilege untuk memilih ditempatkan di kantor BPS Pusat di Jakarta atau provinsi lain di luar Jawa. Biasanya Jawa tidak buka penerimaan pegawai yang baru lulus (pengecualian lulusan 2019 ini, Jawa buka)
Kalau nggak dapat 10 besar ya harap2 cemas aja hahaha. Yang jelas, semakin tinggi rankingnya, semakin mudah mendapatkan daerah penempatan favorit.
Oh ya, kecuali Jawa, kamu lebih berpeluang untuk balik ke daerah sendiri lho!
LikeLike
Fadel masih di Jakarta atau sudah penempatan di daerah?
LikeLiked by 1 person
Masih di Jakarta mbak
LikeLike
Share dong kaaak di grup #kampusku
Atau ntar aku share di OA boleh ya kak haha
LikeLiked by 1 person
Memang itu tujuanku nulis ini kak wkwk. Supaya lebih gampang mulainya
LikeLiked by 1 person
Assiiiiique ^^
LikeLike
Hmmm menarique, tapi usiaku terlalu tua ya qaqa kalau mau daftar stis tahun ini :((
Nanti kalo udah penempatan boleh juga diceritain se’asyik’ apa sih *kedip*
LikeLiked by 2 people
Fakta yang lebih menarique, secara usia, tahun ini kamu masih bisa daftar STIS! Bahahaha!
Asyiknya nggak usah dikasih petik za 😂
Yak. Pasti tangan gatel pengen cerita begitu sampai sana. Btw itu kedip-kedip minta ditiupin maksudnya? *kedip
LikeLike
Wah seriusan nih? Apa aku abaikan skripsiku lalu mencoba daftar di stis aja ya? *kayak bakal diterima aja*
Huehehe kan emang ‘asyik’, ditunggu deh cerita-ceritanya *kedip kelilipan*
LikeLiked by 1 person
Bisa dikejar dua2nya kok wkwk. Pulang bimbingan, langsung ke stasiun buat ikut kuliah di Jakarta bahahaha
Siap bosque! Jangan sosoan berkedip lagi makanya -_-
LikeLike
Wah, akhirnya nemu artikel tentang ‘pengenalan stis’ yg mudah di serap otak( ꈍᴗꈍ). Makasih kak, aku jadi ada gambaran dan minat📈 ke stis.
*Ps : tulisannya asik bat
LikeLiked by 1 person
makasih raheyhonemo 😄
Ini tulisan sedikit outdated sih. Ada perubahan kondisi sejak tulisan ini terbit dan keadaan sekarang. Doakan saya semangat membuat tulisan baru terkait Polstat STIS ini ya! 💪🏼
LikeLike
Ditulis karena merindukan kuliyah di STIS yea? Wkkw
LikeLiked by 1 person
No no no~
Agar lestari pastinya 😉
LikeLiked by 1 person
Alumni yang berbakti 😀
LikeLike
Luv luv
LikeLike
Artikelnya sangat menarik dan informatif. Saya semakin tertarik untuk daftar di STIS. Doakan saya ya tahun depan bisa menjadi mahasiswa di STIS. Allahumma Aamiiin.. hehehe
LikeLike
Saya mau masuk stis kak.., tapi saya masih kelaa 10 jadi masih bingung apa yang perlu untuk dipersiapkan. Kira kira apa ya kak?
LikeLike
Aku saat ini lagi kuliah di medan udah semester 4. Ku ada rencana coba stis tahun ini. Menurutmu, tetap kuliah di medan atau ulang lagi di stis?. Mohon solusinya.
LikeLiked by 1 person
Hahaha rasanya kurang bijak kalau mau percaya dengan kata2 saya yang kenal aja nggak. Tapi saya mau ngasih tau, di STIS ada orang2 yang sebelumnya udah kuliah 2-3 tahun atau bahkan udah hampir dapat gelar, akhirnya dilepas buat ikut STIS. Kadang nggak habis pikir sama orang2 kayak gitu, kok mau2nya. Dan akhirnya setelah lulus saya bisa mengerti sedikit apa yang jadi pertimbangan mereka waktu itu.
Semua kembali lagi ke kamu dik. Sudah seyakin apa ke STIS?
LikeLike
Tak cukup di kata gratis, setiap mahasiswanya juga diberikan Tunjangan Ikatan Dinas (biasanya disebut TID). Ini semacam dana yang diberikan dari pihak STIS kepada mahasiswa setiap bulannya. Kurang lebih seperti gajilah atau dana Bidikmisi di perguruan tinggi negeri. STIS tidak memiliki asrama. Anggaplah dana yang diberikan tersebut sebagai akomodasi hidup selama di Jakarta (untuk bayar kos, makan, dan keperluan lain). Besaran TID terakhir di tahun 2017 adalah sebesar Rp 950.000
Mohon info ini dikoreksi, karena saat ini sudah tidak ada lagi pemberian TID
LikeLike
Siap…
Terima kasih telah mengingatkan
LikeLike
Kak emang bener tahun 2019 ini udah gak ada TID nya?
LikeLike
Benar
LikeLike
Kak alasannya apa ya sudah tidak ada TID lagi?:(
LikeLike
Kira” kalau anak perantauan,biaya hidup disana mahal gak ka ?
LikeLike
Kak untuk soal tes2 nya kira2 level nya seperti apa? dan kakak dlu ngekos apa engga? kalo ngekos, kakak ngekos dimana?
LikeLiked by 1 person
Kira2 SBMPTN, tapi cakupannya tidak seluas SBMPTN. Saya sempat ngekos dan ngontrak selama kuliah. Ngekosnya di Kebon Sayur, persis di belakang kampus
LikeLike
ka kalo misalnya dpet do gitu nanti bakal ganti rugi sama pemerintahnya ga? soalnya ada cerita kalo ddo harus ganti rugi
LikeLiked by 1 person
Drop-out tidak ganti rugi dek
LikeLike
Kak saya baru selesai membaca semua artikel kakak. Saya mau mauk stis tahun ini. Tapi saya ragu, karna ada yang bilang stis itu untuk jurusan ipa, sedangkan ips gak bisa masuk. Apakah benar? Soalnya saya jurusan ips
LikeLiked by 1 person
Berita baik untuk tahun ini, IPS pun bisa masuk prodi D3 maupun D4 lho. Sukses untuk Dea!
LikeLike
Alhamdulillh ips bisa masuk. Sekalian kak aku mau nanya persyaratan yang dilampirkan apa saja?
LikeLike
kak apakah sudah ada keputusan berupa bantuan konsumsi terkait dengan tidak adanya TID?
LikeLike
Belum
LikeLike
Permisi kak ,apa aja sih materi untuk tes matematika masuk di STIS?
LikeLike
Silakan. Banyak. Setara dengan SBMPTN
LikeLike
kak mau nanya nih,ini teh nanti kalau sudah lulus dari STIS.. itu setiap para lulusan dapat pembagian daerah kerjanya itu secara random sampai berapa lama ya kak? apa sampe pensiun ??
LikeLiked by 1 person
Tidak random. Penempatan dilakukan mempertimbangkan status putra daerah (lokasi tes penerimaan), ranking per jurusan ketika lulus, dan lain sebagainya
Ketika ditempatkan, ada peluang untuk mutasi ke kab/kota lain dalam provinsi tersebut atau ke luar provinsi
LikeLike
Saya mau masuk stis doain yaaa semoga bisaa
LikeLiked by 1 person
Aamiin! Kamu pasti bisa kok Dwi ;))
LikeLike
Ka kan itu persyaratan nya untuk SMA/MA ya,bagaimana dengan yang lulusan SMK? Apakah masih bisa buat ikut mendaftar?
Trims.
LikeLike
Tidak bisa. SMK jurusan apapun tidak bisa mendaftar
Hal ini sangat disayangkan :((
LikeLike
Ka kan itu persyaratan nya untuk SMA/MA ya? Bagaimana dengan yang lulusan SMK? Apakah masih bisa mendaftar ke STIS ?
LikeLike
Sudah dijawab ya ;))
LikeLike
Kak saya dari jurusan IPS tertarik dengan STIS, jdi klo jurusan IPS sm IPA tuh matkulnya sama apa beda?
Kalo sama, bukankah sulit bagi jurusan IPS untuk mengikuti pembelajaran?
LikeLiked by 1 person
Sama. Yah, untuk sulit atau tidaknya tergantung masing2 orang juga ya. Masa’ iya di perkuliahan dibedain perlakuannya antara lulusan IPA atau IPS
LikeLike
Permisi kak, mau nanya.
Kalo udah lulus stis, kerjanya berapa tahun? Ada sistem kontraknya?
Terima kasih kak.
LikeLike
Diangkat jadi CPNS lalu PNS, Ully. Kalau sudah jadi PNS bakal pensiun di umur 58 (maksimal). Setelah pensiun insyaallah masih dapat dana pensiun
LikeLike
Mohon diberikan info untu pendaftaran dan ujian yang dari daerah bisa dilaksanakan per daerah misal malang, sby, dll atau terpusat dijkt ya, trutama untuk th ajaran 2020 ini? Mks
LikeLiked by 1 person
Tes tahap pertama dilakukan di ibukota provinsi masing2. Kalau Anda tinggal di Jatim, berarti lokasi tes berada di Surabaya
LikeLike
Hai kak. Sebelumnya makasih banyak karena menulis artikel ini. Tahun ini, STIS jadi pertimbangan saya,apalagi kalau gak lolos SBMPTN. Kira-kira pas tes kesehatan, yang dicek apa aja??? Misal ada masalah dengan gigi yang berlubang, kira-kira masih bisa lulus tes kesehatan kalo gitu ga sih kak???
LikeLiked by 1 person
Hai juga. Tidak ada pemeriksaan serius terkait gigi, baik berlubang maupun bentuk gigi tidak rapi. Tes kesehatan yang dimaksud lebih ke medical check-up rumah sakit. Jadi fokusnya lebih ke kesehatan secara umum.
Ada banyak dari kami yang giginya berlubang atau tidak rata kok 😆
LikeLike
Kak..kalau misalx kita ngc masuk di rangking 10 besar. Truz penempatan nya gimana? Pilih sndiri??
LikeLiked by 1 person
Hmm bisa dibilang begitu, Desi
Penempatan lulusan STIS yang tidak 10 besar dilakukan berdasarkan ranking. Semakin atas rankingnya, semakin besar peluangnya memilih provinsi penempatan yang ia inginkan
Misalkan si ranking 47 memilih penempatan provinsi A. Lalu ternyata si ranking 52 juga memilih provinsi A. Sementara itu, provinsi A hanya membuka 1 slot penempatan lulusan STIS. Maka si ranking 47 itu lah yang berhal ditempatkan di provinsi A.
Si ranking 52 akan ditempatkan di provinsi lain tentunya. Namun untuk lebih spesifiknya provinsi mana, disesuaikan dengan teknis/peraturan BPS saat itu
LikeLike
Wah ada kemungkinan bisa pindah ga ya kak setelah penempatan. Misal penempatan awal di riau, lalu kita ingin pijdah ke jakarta? Itu gimana ya kak. Soalnya aku kelas 12 pengen daftar stis, tapi takut di tempatin di tempat yg jauh, soalnya aku cewe😭
LikeLiked by 1 person
Bisa kok. Meski mudah atau tidaknya pindah semua tergantung atasan.
Untuk pindah antar provinsi agak sulit karena butuh persetujuan dari atasan kedua belah pihak provinsi dan juga pusat. Ada juga insiden/program tertentu yang menyebabkan bisa pindah ke Pusat/Jakarta
Kalau pindah masih dalam provinsi yang sama relatif mudah. Banyak teman saya yang sudah pindah bahkan ketika 2 tahun masa kerja
Kalau kamu perempuan, lebih mudah untuk pindah dari daerah ke Jakarta. Asal nanti menikah dengan suami yang tinggal/kerja di ibukota (ikut suami)
LikeLike
Btw kak ini kantor nya walau tersebar di seluruh indonssia, tapi tetap di pusat kota nya kan kak? Bukam di pelosok.
LikeLiked by 1 person
Kantor BPS tersebar sampai ke tingkat Kabupaten/Kota. Banyak kok kab/kota yang itungannya di pelosok wkwk. Mau ke ibukota Provinsi mesti naik pesawat atau kapal dulu :))
LikeLike