Indomie Seleraku

Saya memiliki beberapa agenda yang hanya dilakukan seminggu sekali. Misalnya seperti makan nasi padang, pergi ke pasar, update blog sekalian blogwalking, dan lain sebagainya. Kebanyakan memang kegiatan remeh temeh dan tidak penting. Karena itu, beberapa kegiatan seminggu sekali yang saya jadwal pernah sekali-dua kali tidak terlaksana. Efeknya tidak terlalu signifikan. Paling cuma membatin,”Kok perasaan ada yang kurang ya?” dan ketika ingat kegiatan itu terlupa, semua saya anggap angin lalu

Namun dari beberapa kegiatan seminggu sekali saya, ada satu yang tak pernah terlupa. Itu adalah makan indomie. Dengan atau tanpa telor. Yap.

Entah mengapa, ritual seminggu sekali makan indomie tak pernah terlupa. Tak bisa. Tak dapat. Seakan makan indomie itu sudah terfatwa fardu ain, yang terjadinya dinanti dan kalau telat sedikit rasanya gelisah. Hmm.. sebenarnya berlebihan. Tak pernah saya gelisah karena lupa makan indomie. Hanya saja rasa lezat indomie dihafal mati oleh lidah. Dan lidah suka kangen dengan makanan-makanan yang enak. Kalau tidak dipertemukan, dia bakal mengadu ke otak, lalu otak akan berusaha menjadi sebaik-baik mak comblang agar lidah bertemu dengan si makanan yang dimaksud. Kalau gagal, lidah akan menangis, menghasilkan ngences

Pasti pernah mendengar perkataan seperti ini, “Semua yang bernyawa pasti akan makan indomie.” Ya kan? Hmm… rasanya ada yang salah. Tapi sudahlah. Setidaknya ini bisa dijadikan acuan pentingnya berindomie di kehidupan kita. Untuk saya, menjadi penikmat indomie sudah dilakukan jauh sebelum menjadi anak kos. Wajar saja. Selain rasanya yang umami, aspek siap sajinya yang benar-benar instan membuat siapa saja mampu membuatnya. Belum lagi untuk memasaknya sebenarnya tak mutlak butuh kompor. Saya diajarkan ibu untuk memasaknya dengan menggunakan air termos ketika minyak tanah habis dulu (aahh.. jadi kangen ngisi minyak tanah ke kompor). Mie nya mengembang tentu. Tetapi tak dimungkiri mie tersebut jadi matang dan layak makan. Sekarang dengan status anak kos tanpa kompor, saya memasak mie dengan rice cooker atau dapur seribu pintu saya.

Di balik kelezatan tiada taranya itu, ada drawback yang kurang baik. Namun beberapa dampak kurang baik itu dirasa berlebihan. Kebanyakan makan indomie bisa jadi ini dan itu yang intinya mendekatkan kita pada malaikat Izrail. Tentu. Semua yang  ‘kebanyakan’ tidak baik. Kebanyakan makan nasi bisa gemuk. Kebanyakan minum soda dapat mempercepat pengeroposan tulang. Lalu ada juga yang bilang kebanyakan makan indomie bisa bikin keriting.

Apa salah indomie sehingga ia difitnah seperti itu? Banyak orang mengatakan salah tersebut ada pada MSG yang terkandung dalam bumbunya. Bahan ini yang katanya mampu membuat (mohon maaf) bodoh. Menurut saya ini kurang berterima. Oke kalau dikatakan MSG dapat menyebabkan pusing, kanker, obesitas, jantung koroner, atau istilah medis masuk akal lainnya. Rasanya masih bisa dipertimbangkan kebenarannya. Tetapi kalau dikatakan MSG dapat menyebabkan kebodohan akut atau kebanyakan makan indomie dapat menyebabkan kekeritingan permanen, rasanya kurang masuk akal. Sebenarnya saya sudah menemukan beberapa artikel kesehatan yang menyatakan kesalahan-kesalahan pandangan masyarakat terkait MSG ini. Dan tentu dikatakan di dalamnya kalau MSG dapat menyebabkan penurunan kinerja otak adalah salah. Saya akan cari tahu lebih banyak lagi perihal bahaya indomie ini.

giphy

Alasan saya makan indomie hanya seminggu sekali karena menghindari takaran kebanyakan itu. Jelas yang semua yang kebanyakan buruk dampaknya. Apalagi untuk makanan instan, tak hanya indomie. Saya beranggapan semua makanan yang punya kemasan, entah itu plastik atau kaleng, sedikit banyak mengandung bahan kimia yang tak sewajarnya dikonsumsi banyak. Sebutlah pengawet atau pewarna. Jadi meminimalkan mengonsumsi makanan instan saya rasa keputusan bijak. Yang terpenting, perihal makanan berbahaya dan sebagainya ini baiknya kita cari tahu bagaimana fakta/mitosnya. Tentu kita tidak mau langsung percaya perkataan seseorang tanpa meninjau kebenarannya terlebih dahulu. Oh ya, saya makan nasi padang seminggu sekali juga ada alasannya. Tau sendirilah. Berhubungan dengan duit, status anak kos, dan kanker. Kanker yang satunya ya maksudnya

Barangkali ada yang komen,”kok bilangnya indomie sih bukannya mie instan…” Ini sengaja sebenarnya. Karena dari berbagai nama mie instan yang ada, favorit saya indomie. Wa bil khusus rasa ayam bawang. Meski begitu, saya tetap menganggap penikmat mie instan lainnya sebagai saudara sendiri. Saudara tiri tepatnya. Predikat saudara kandung hanya disematkan ke sesama penikmat indomie. Bukan yang lain.

Apakah di sini ada juga penikmat indomie? Mari kita bantu penikmat indomie lainnya sebisa mungkin. Karena mereka, sama seperti kau dan aku, berselera yang satu. Indomie seleraku ~~

NARKOBA? NO!
INDOMIE? YES! YES! YES!

55 thoughts on “Indomie Seleraku

  1. GIF-nya 😂
    Sepertinya makan indomie seminggu sekali jadi acuan ya, sama seperti umiku yang memberi jatah anaknya makan indomie seminggu sekali 😂
    Dan pagi ini jatah makan indomieku sudah habis 😂
    Eh enakan indomie rasa ayam spesial sama kari ayam lho kak 😛
    INDOMIE YES YES YES!

    Liked by 2 people

    1. Iya 😂
      Sepertinya mayoritas ibu rumah tangga punya kesepakatan tidak tertulis tentang aturan seminggu sekali ini. Dan waktu seminggumu akan terasa sangat panjang stelah jatahmu habis 😂

      Wah, ayam spesial dan kari ayam enak juga tuh. Tapi tetep di belakang ayam bawang dongss.. YES!

      Liked by 1 person

  2. Hahaha… Ini padahal tulisan berfaedah, tapi entah kenapa ketika dibaca jadi bikin saya cengengesan sendiri 😂😂 wah.. Beberapa teman saya juga membatasi konsumsi mie instan, ada yg 1 bulan sekali, dua minggu sekali, 1 minggu sekali… Wah status saya saudara tiri nih hehehe

    Liked by 3 people

    1. Ini sangat unfaedah mbak 😂
      Ah, kamu anak mie sedap? Atau mungkin anak sarimi? Tak mengapa. Kita masih satu ibu kok, mie instan 😂

      Like

      1. Sangat berfaedah kok hahaha, bagi penikmat mie instan.. Aku anak mie sedaap rasa kari ayam spesial hehehe… Tapi kalo di warung karena jarang bisa menemukan itu, biasanya makan indomie goreng..

        Liked by 1 person

  3. wkwkwk ngakak. aku suka semua rasa sih, tapi kalau ayam bawang bosen banget, jadi kadang aku variasi misal digoreng sama telor atau dimakan tanpa kuah, jadi bumbunya dipakai setengah aja hehehehe. pernah coba? enak lo

    Liked by 2 people

  4. Wa bil khusus rasa ayam bawaang… 😂 ini indomie favorit dari keciiiil…. ga berubah sampe sekarang. Meski makannya cuma sebulan sekali. Kalau mas Fadel seminggu sekali. Kalau saya cukup sebulan sekali..

    Liked by 1 person

    1. Waaaa… ayam bawang juga.. berasa ketemu sodara kembar yang lama ilang wkwk…
      Sebulan sekali ya hmm. Nggak pernah ngerasa ada yang kurang gitu kak selama satu minggu gitu?? 😂

      Liked by 1 person

      1. Hallo saudara kembar… 🙌 aku kembali… wkwkwk…

        Dulu juga seminggu sekali pas jaman kuliah. Semakin kesini jd sebulan sekali. Udah mulai biasa, Soalnya kangenny lebh kerasa kalau sebulan sekali mas Fadel 😅😅😅

        Like

  5. Saya masih belum bisa nahan, sesuka hati. . . Makanya nggak mau beli. . Kalo ada mah bisa abis berapa bungkus sehari

    Liked by 1 person

  6. Pada dasarnya suka segala merk mi, tapi kalo di warung ada indomie ya milih itu. Makan mah masih semaunya, gak seminggu sekali kayak kamu 😁 Dan kebiasaan makan sama taburan Taro, jarang pake telur.

    Liked by 1 person

      1. Rasa apa aja. Lebih enak lagi Taronya dapet gratis. Kan jajanan kemasan itu mahal (isi sedikit) 😁

        Liked by 1 person

  7. eh beneran indomie postingannya hari ini. Summon Audhi ah haha

    Kdg aku jg takut dgn rumorny, bhkn saat ngerantaupun aku jrg bgt *asramanya ga punya dapur, cih. haha

    tp drmh, ayahku makan indomie tiap malam hampir tanpa absent, dan aku pun ikutan :’)

    Liked by 1 person

    1. Audhina mah nggak sudah disummon segala… Bentar lagi juga kecium baunya sama si doi wkwk…
      Suka sama nuansa kekeluargaan yang sangat indomie. Saya harap ibu saya mengerti situasi hangat sehangat indomie rasa ayam bawang seperti rumah Kak Rissa :”)
      Eh, tapi inget lho kak, segala yang berlebihan itu tetep nggak baik wqwq

      Like

      1. lagian kalau dipikir-pikir, mana ada istri yang mencintai suaminya tega meracuni suaminya.
        kebanyakan lihat sinetron sih… 😛

        Like

      2. yang ada istrinya menyesal melihat suaminya mati di tangannya…
        kalau sudah gitu, pasti entar si istri ini jadi malaikat maut kalau di film Goblin *eh kok bahas itu lagi, hahaha

        Like

      1. eh, ada apa bang..
        aku kan nggak menyebut specifik merek mie, apapun merek mienya yang penting buatan istri, aku pasti suka…

        Like

  8. Kalau (alm) ayah ane yang buat mie di rumah, gak peduli merknya apa, rasanya apa, karena ayah ane buat mie gak pake bumbu asli dari bungkus, tapi pake bumbu sendiri kayak garam, gula, kecap, dan campuran lauk pauk yang ada di rumah.. Ayah ane anti mecin soalnya, haha..

    Tapi sekeluarga paling suka masakan mie buatan ayah.. Miss u Dad.. :’)

    Liked by 2 people

    1. Terbayang bang enak mienya gimana. Pun sudah terlihat jelas betapa beliau ayah yang hebat dari penuturan si anak. Moga segala urusan akhirat beliau senantiasa dimudahkan 🙂

      Liked by 1 person

  9. Del kenapa ya tiap baca tulisanmu yang ngomongin makanan jadi bikin ngidam gitu. Jangan sering-sering sih, ga ramah timbangan dan kantong anak kos nanti (gegara makin banyak makan) -.-

    Like

    1. Ampun goo 😂😂
      Makan dan tulisan indomie Ini juga berawal dari keterpaksaan kok. Kondisi keuangan yang ikut memaksa :”)

      Like

  10. gilaak sampek fardu ain pula makan indomienya? wkkwwkw
    sebagai anak kos aku se-aliran sama nih semut hitam.

    tapi kalo disuruh milih antara mie setan sama mie indomie, milih mie setan. aku juga gitu seminggu gak makan mie setan, rasanya ada yang kurang, hidup serasa hampa, lidah akan mengirim dm ke otak untuk melangkahkan kaki ke bakul mie setan. semacam kecanduan, tapi is okay kan?

    Liked by 1 person

    1. Anak kos sememangnya punya ikatan batin yang baik karena kesamaan nasib. Btw fardu ain itu lebay yah ki 😂
      Baru denger mie setan haha. Itu pasti yang kuahnya merah banget ya kayak lahar?

      1. wkwkkw jujur iya. sunna muaakkad aja deh kak. tapi seterah deh.

        eh, beneran ga tau mie setan. gak ada kuahnya kak, tapi ada level pedesnya gitu. wah, wajib dicobak. rekomended bget lhooo

        Liked by 1 person

      2. Wkwk.. Ter-se-rah Riski, bukan seterah 😂😂
        Noted. Tinggal cari, ketemu tempatnya, deal. Siap2 jontor deh ni bibir 😂

        Like

  11. makan mie beginian mesti dijatah emang .. seminggu sekali paling ngga ya
    saudara teman saya meninggal .. ternyata karena penyakit yang timbul akibat makan mie instant setiap hari … dan sudah menjadi habit almarhum selama tahunan .. hikss

    Like

Leave a comment