Kami, Tambang Emas Berjalan

Hari Minggu, 16 Oktober 2016 kurang lebih pukul 02.30 kamar kos saya dimasuki orang tidak dikenal (maling). Maling berhasil mengambil handphone saya. Alhamdulillah Allah SWT masih sayang dengan saya, laptop dan dompet terlindungi di dalam tas sehingga belum sempat diambil.
Kronologi :
  1. Semalam saya ketiduran, posisi kamar belum terkunci (biasanya saya kunci)
  2. Jam 02.30an saya terbangun dengan posisi ada orang berjaket hitam dengan memakai tudung di dalam kamar.
  3. Secara ajaib saya terbangun dan maling tsb kaget, langsung keluar kamar. Saya langsung mengejar
  4. Maling tersebut kabur melompat dari ketinggian 4 m dan lari ke arah kiri rumah kos. Terdengar suara dentuman keras, saya berteriak supaya warga yang masih terjaga kaget dan melihat keluar. Siapa tahu warga melihat wajah pelaku. Karena jika saya ikut melompat untuk mengejar, kemungkinan cedera besar.
  5. Saya langsung membangunkan Bapak Kos. Bapak Kos langsung ke pos hansip, lalu membangunkan kepala keamanan di rumahnya dan membangunkan Pak RT supaya semua waspada
  6. Sudah ada nama yang terduga maling berdasarkan bukti-bukti. Namun belum bisa dibuktikan karena saya tidak melihat wajah pelaku (saya tidak memakai kacamata saat itu)
_mohon doanya semoga pelaku merasa kepanasan dan mau mengembalikan. Namun apabila tidak, semoga pelaku diberikan hidayah. Saya pasrah dan ikhlas, saya bersyukur karena Allah SWT masih sayang sama saya_
*Segala hal yang mencurigakan berkaitan nomor saya dan akun sosmed saya, tolong jangan digubris*

 

Itu tadi sebaran dari salah satu sahabat karib saya, yang beberapa hari lalu, seperti yang ia katakan, kamar kosnya disatroni maling. Bahkan maling ini melancarkan aksinya ketika teman saya ini masih berada di kamarnya. Memang kondisinya lagi tidur, tapi keberanian si maling patut diacungi jempol (jempol terbalik)

Mendengar berita ini begitu miris. Karena selain yang menjadi korban adalah teman baik saya, kabar kemalingan sangat meresahkan kami. Bagaimana tidak? Yang dimalingi teman senasib selingkungan seperjuangan. Kebanyakan dari kami pasti mulai berpikir, “wah, bisa jadi berikutnya giliran kamarku”. Dan saya yakin tidak ada yang ingin kemalingan barang sekalipun. Toh duit hilang di jalan aja meratapinya bisa seminggu penuh

Nah khusus kawasan kampus kami STIS tercinta, kami sudah cukup mafhum dengan reputasi daerah sekitar kampus yang rawan tindak kejahatan. Beragam modus operandi kriminalitas sudah terjadi kepada mahasiswa STIS.

Yang pertama mungkin penodongan. Modus penodongan amat populer di kalangan kriminal sekitar kampus pada kurun waktu 2013, sewaktu saya baru menjabat status mahasiswa. Waktu itu kabar terjadinya penodongan amat sering. Dalam seminggu bisa jatuh 2-3 korban mahasiswa. Dari yang saya lihat waktu itu, ada beberapa syarat agar penodongan dapat terjadi. Satu: sang korban harus sendiri, ataupun kalau berdua, keduanya harus perempuan (laki-laki yang agak banci juga bisa). Dua: waktu terjadi penodongan adalah  malam hari meskipun tidak selalu. Tiga: tempat berada si korban adalah jalan/gang yang hening dan menenangkan. Ketiga syarat tersebut tidak mutlak harus terpenuhi agar penodongan terjadi. Seharusnya syarat-syarat tersebut berlaku untuk setiap orang tetapi anehnya peristiwa-peristiwa penodongan yang terjadi pada masa itu hanya terjadi pada mahasiswa (sepenangkapan saya). Ada yang tertodong sewaktu ia kelaparan tengah malam dan memutuskan untuk membeli nasi goreng. Naasnya belum lagi sampai di abang2 nasi goreng dompet-handphonenya sudah ludes. Yang paling parah adalah teman saya Benu. Ia ditodong tak lama setelah menarik sejuta rupiah dari ATM. Padahal minggu lalunya ia sudah ditodong

Untuk kemalingan, sebenarnya modus ini menjadi trend bagi para maling pada tahun 2014. Pada saat itu berita mahasiswa yang kemalingan bisa terdengar di mana-mana. Dan barang yang hilang selalu itu-itu saja. Pasti ada laptop, handphone plus dompet kalau maling bersangkutan melihatnya tergeletak begitu saja. Saya ingat sekali membeli gembok ganda sebagai bentuk kewaspadaan waktu itu. Lalu pada saat maraknya begal tahun 2015? Jangan ditanya. Para pembegal yang terkenal dan muncul di televisi berita nasional sepertinya menjadi inspirasi bagi pembegal lokal sekitar kampus. Untuk pembegal di tempat kami, sebenarnya prinsipnya sama saja dengan penodongan. Namun pembegal memberi dimensi baru, yaitu dengan adanya pisau dan juga motor si pembegal. Saya yakin rasa percaya diri pembegal saat itu meningkat drastis akibat kesuksesan pekerjaan mereka dengan metode baru yang lebih efektif

Lantas saya berpikir, mengapa sasarannya mahasiswa? Mungkin alasannya karena kami adalah mahasiswa pendatang yang termasuk golongan lemah di masyarakat. Sebagai pendatang, sosok mahasiswa langsung menjadi sorotan bagi para penjahat. Apalagi mahasiswa yang dianggap masih hijau dan belum mengerti kerasnya Jakarta. Lalu saya pikir yang menjadi faktor lain adalah karea pertama kalinya hidup pisah dari orang tua, beberapa mahasiswa masih belum waspada bahwa sebenarnya hanya dirinyalah sendiri yang dapat melindungi diri. Ini dipermanis fakta mahasiswa sekarang yang dibekali dengan barang-barang mewah seperti laptop sampai handphone termutakhir yang tentunya hal itu diketahui masyarakat secara umum (tak terkecuali maling dan teman2nya), sehingga di mata kriminal, mahasiswa adalah tambang emas berjalan

Waspadalah, waspadalah!

sumber komik: di sini

 

18 thoughts on “Kami, Tambang Emas Berjalan

  1. duu serem amat maling masuk kamar, untungnya gak di apa2in ya, harta bisa di cari tp nyawa, ya ampun semoga gak ada lagi kejadian2 serupa yg bakalan terjadi baik pada kita ataupun lingkungan sekitar

    Liked by 1 person

  2. Saran ya. Kalo ada maling begitu mah udah relain aja jangan di kejar dan janga teriak sampai kamu yakin dia ngga bisa nyelakain.

    Anak IPB kemari tuh di bacok gegara ngelawan.

    Meding dompet, hp laptop melayang kan daripada kena bacok.🤗

    #justmythought #kejadiannggaksekaliduakalidoang
    #saruorangudahmeninggal

    Liked by 1 person

      1. Ah Mas Fadel. Jangan biarkan mereka merasa menang karena sudah mengacaukan dunia kita.

        Jadikan itu hanya sebatas pengingat untuk lebih berhati-hati saja.

        Like

  3. Kejahatan memang terjadi karena ada niat dan kesempatan ya Mas. Meskipun kita tidak bisa mengatur niat jahat yang ada di diri orang, paling tidak kita bisa meminimalkan kesempatan, dengan meningkatkan kewaspadaan. Serem juga kalau pas tidur terus kamar disatroni maling, dan pas bangun sama-sama sadar, iya kalau malingnya kabur, kalau malingnya ternyata bawa senjata tajam terus kitanya diapa-apakan ya bagaimana, huhu. Mudah-mudahan kejadian ini jauh-jauh dari kita, ya.

    Liked by 1 person

Leave a reply to mfadel Cancel reply