Lalu datang mereka yang tak pernah satu. Bintang-bintang pemalu
Bintang tak pernah datang kecuali dalam rasa salah. Malu ia mendarat menggantungi Malam. Dan selalu, pada malam selalu ia lantunkan maaf. Takut banyaknya kaumnya mengotori hitamnya malam
Malam yang penyabar tak keberatan. Justru ia senang tambah kawan. Karena ia harus berjaga hingga bulan lelah menari. Karena malam, sama seperti bulan, butuh kawan berbagi membunuh sunyi
“Lagipula aku hitam legam. Pinjamkan aku titik-titikmu dan kau dapat melukis apa yang kau idam,” kata Malam teduh.
Bintang meletup diwarnai bahagia. Tanpa sadar ia berlari ke sana ke mari, bersalaman dengan Bulan, dan riang menari mengelilingi kaki-kaki Malam
Bulan tertawa, Malam tergelak. Sepi yang tadi tinggal minggat tersisihkan terang Bintang. Dan kelap-kelip menjadikan genting berisik. Sangat berisik seakan Bintang merobek langit menggetarkan angkasa. Tak mengapa. Itu yang mereka semua butuhkan
Malam dan Bulan dan Bintang berteriak mengusir sepi
Dan gemerlap indahnya malam makin lengkap sejak kubaca tulisanmu ini 😁
LikeLiked by 1 person
Malam makin larut
LikeLike
Karakternya bintang di sini ekspresif banget, pasti sanguinis xD
LikeLike
Pinjamkan aku titik-titikmu biar kusampaikan pesanmu untuk bumi
LikeLike
Aih, apa sang bumi terlihat cemburu? haha
LikeLike
Tidak, hanya saja bumi merasa terabai karena hanya bisa melihat.
LikeLike